Kritik Sosial dalam Puisi Channel 00 karya Afrizal Malna




Chanel OO

Permisi,
saya sedang bunuh diri sebentar,
Bunga dan bensin di halaman

Teruslah mengaji,
dalam televisi berwarna itu,
dada.

1983

 Bagi para sastrawan atau penulis, televisi bisa menjadi  sumber insprasi tetapi sebaliknya bisa
juga menjadi penghalang berkarya. Sepertinya inilah yang ingin diungkapkan Afrizal Malna dalam puisinya Channel 00. Bait pertama menceritakan bagaimana rasanya ditinggal oleh orang yang terbius dengan televisi, menjadi seperti seorang yang dihantui perasaan ingin bunuh diri, ingin pergi dari dunia ini. Bunga adalah simbol keindahan, sebagai pesan bahwa pelaku ingin mendapatkan kedamaian, bukan dicuekin.:) Bensin adalah simbol energi yang bila disulut api akan cepat terbakar. Bensin juga  diartikan secara lugas sebagai sarana untuk membakar diri dengan cepat.

Pada bait kedua ada semacam sindiran dari Afrizal Malna, bahwa televisi adalah alat untuk mengaji, untuk mendalami suatu ilmu--yang cenderung ke ilmu agama--. Televisi memang membuat orang bisa lupa diri. Dalam konteks kekinian, tidak hanya televisi, gadget apa pun itu bisa membuat kehidupan seseorang jadi berantakan.

Comments

Popular Posts