Melukis Senja
Setiap senja datang. Ada dua pilihan yang harus kita pilih. Pertama tentu saja kita menikmati senja. Kedua adalah membiarkan senja apa adanya (tetapi sepertinya justru senja yang menikmati kita. Pilihan yang pertama akan membuat kita bahagia, akan membuat jiwa dan hati segar. Sementara pilihan yang kedua membuat nelangsa. Galau.
Setiap senja datang. Penyair yang tak terkenal menikmatinya di suatu sudut di Ngarsopuro, menggali inspirasi, mengendapkannya untuk kemudian dituangkan kembali malam harinya, pada sebuah komputer, laptop atau mungkin mesin ketik (atau bisa juga pada selembar daun).
Setiap senja datang. Orang-orang berebut mendapatkannya.
Comments
Post a Comment