Cermin, dan Cermin
Backup Blog : Entry 2006
Seperti Cermin Yang Buram, Lalu RetakSebuah perumpamaan yang mungkin cukup membingungkan bagi pembaca. Tapi coba deh dicermati lagi. Apa maksudnya? Areev tidak dapat (kalau tidak boleh dibilang malas mencari) perumpamaan yang lain untuk sebuah ‘musibah besar’ bernama perceraian. Areev menulis ini karena tersentil oleh cerita teman kuliah Areev yang—menurut Areev—cukup membuat Areev terhenyak, walaupun Areev menyembunyikan rasa itu. Tidak genap tiga tahun mereka menikah, dan masing-masing tidak dapat menahan beban masalah. Lalu semuanya terjadi tiba-tiba. Perpisahan itu. Anak yang seharusnya bisa diasuh isteri. Nyatanya malah diurus suami, dengan pembantunya tentu saja. Menjaga cinta dalam pernikahan memang tidak mudah. Dan pernikahan pun, tak cukup hanya dengan modal cinta dan harta.
Areev menulis ini dengan harapan.. kelak kalau Allah SWT memberi Areev kesempatan menggenapkan setengah dien ini, Areev akan berusaha menjaga cinta itu, siapa pun ‘permaisuri’ Areev kelak.
Areev menulis ini dengan harapan.. kelak kalau Allah SWT memberi Areev kesempatan menggenapkan setengah dien ini, Areev akan berusaha menjaga cinta itu, siapa pun ‘permaisuri’ Areev kelak.
Perbedaan pendapatan dan sifat neko-nekoYa, seringkali pertikaian yang berujung pada perceraian berawal dari masalah perbedaan pendapatan, misalnya saja sang suami hanya ‘buruh’ biasa, sementara sang isteri manajer keuangan di sebuah perusahaan, wow! Tentunya gaji sang suami kalah jauh dibandingkan dengan gaji isteri. Bahkan tak sedikit pula karena gaji suami pas-pasan, sang isteri hanya ibu rumah tangga, tapi punya sifat yang neko-neko, minta ini lah.. minta itu lah.., yang ujung-ujungnya ngambek dan minta cerai setelah tujuh permintaannya (eit..kayak apa aja ya..!) tak satupun bisa terpenuhi. Seperti cerita teman Areev tadi, doi punya istri yang juga neko-neko (macam-macam) pengennya banyak! Mangkanya memang benar yang jadi pilihan mantan temen halaqoh Areev yang memilih istri yang sederhana, ceritanya kalo memakai pakaian, belum bakalan ganti kalo masih bisa dipakai (ekstrimnya gitu kali, padahal realitasnya mungkin gak seekstrim itu..). Tapi di sisi lain, para cowok yang memang berasal dari keluarga sederhana, jangan juga minder bila melamar calon pendamping hidup dari keluarga berada, Nabi Muhammad SAW aja memberi contoh riil, ya nggak!
Menjadi Bijak adalah solusi Hmm, padi banget ya solusinya, para sobat padi pasti tau maksudnya. Segala macam masalah bisa diselesaikan dengan kepala dingin. Jangan main emosi dan perasaan secara berlebihan. Gunakan logika dan akal pikiran sehat! Seandainya salah satu dari pasangan suami istri saja bisa meredam, tentu hal mubah yang paling dibenci oleh Allah ini tak akan terjadi. Suami yang memendam amarah, kebencian atau emosinya sepanjang hidupnya bersama sang istri, bila hanya mengharap ridho Allah, insyaAllah akan mendapat pahala selama dia bersabar, demikian pula sebaliknya.
Areev menulis ini dengan harapan.. kelak di kemudian hari jika Allah SWT memberi Areev kesempatan hidup untuk membina rumahtangga, Areev akan berusaha menjaga bahtera itu, agar tetap melaju walau badai menghadang dan hempasan gelombang menerjang.
Comments
Post a Comment